Februari 28th, 2006 pada 6:51 adalah (
Jaringan,
Tutorial,
Wireless)
Jangan buang kaleng di rumah Anda. Daur ulang sebagai antena wireless murah meriah.
Konsep dasar gaya hidup hijau, yakni reuse, refill, dan recycle, juga
berlaku di dunia teknologi informasi. Hal ini dibuktikan oleh Muhammad
Salahuddien Manggalany atau yang akrab dipangil Didin atau Pataka. Didin
mendaur ulang kaleng menjadi antena wireless LAN. Awalnya memang
isengiseng sebagai wadah eksperimental, namun kini, bisnis ini telah
menjadi lahan baru yang cukup menjanjikan.
Sebenarnya isitilah antena kaleng bukan penyebutan yang benar. Sebab,
kaleng dalam keseluruhan antena ini, hanya berfungsi sebagai balancing
saja.Didin menganalogikan dengan antena helical pada HT yang sebenarnya
hanya balancing, bukan antena.
Didin mulai menekuni bisnis pembuatan antena kaleng sejak tahun 2002.
Awalnya, Didin yang melakukan bersama Bino Utomo ini, menggunakan
kaleng susu anaknya sebagai bahan eksperimen. Sayang sekali, saat itu
spectrum analyzer susah dicari sehingga Didin dan Bino tidak bisa
menganalisis performance antena kaleng buatan sendiri.
Mereka hanya menganalisis berdasarkan jarak jangkauan dan stabilitas
koneksi saja. Sedangkan signaling tidak bisa dianalisis tanpa tool.
Jadi, saat itu tidak diperoleh data kebocoran sinyal, adanya spletter ke
frekuensi lain, dan lain sebagainya.
Lambat laun, Didin mulai menganalisis sendiri berdasarkan trial and
error. Dan berhasil menemukan beberapa titik kritis dalam pembuatan
antena kaleng. Misalnya, antena kaleng itu umumnya punya sudut pancaran
(beamwidth) 15 derajat. Hal ini diketahui dengan membandingkan sudut
pancaran signal antena jadi.
Didin juga memanfaatkan secara maksimal panduan-panduan mengenai
antena wireless yang ada di Internet.Tak jarang Didin mencari orang yang
dianggap pakar untuk diajak berdiskusi.
Dari hasil trial and error, diskusi, mencoba lagi, eksperimen, dan
panduan di Internet, Didin akhirnya menemukan cara optimal merakit
antena kaleng.
Cara-cara optimal tersebut meliputi perhitungan ideal, teknis
pemasangan, hingga mekanisme pointing yang benar. Hasilnya, antena
kaleng buatan Didin berani diadu dengan antena wireless orisinal.
Saat sudah menemukan teknik ideal perakitan antena kaleng, terjadi
hal yang menguntungkan di dunia Internet Indonesia. Yakni tren layanan
baru Internet Service Provider (ISP) yang menyediakan aplikasi wireless
mulai marak. Di samping itu, banyak ISP yang mengubah topologinya dengan
misi mendekatkan diri ke konsumen. Yakni konfigurasi dan topologi
jaringan wireless LAN outdoor low range dengan maximum density.
“Maksudnya,” lanjut Didin, “ISP mendirikan Base Transmission Station
(BTS) baru di sekitar konsentrasi kliennya, dengan jangkauan rendah
(sekitar 1-2 km) untuk menjangkau pelanggan yang terkonsentrasi di
daerah tersebut.”
Teknik Pemasangan
Pembuatan antena kaleng sendiri melalui beberapa tahap. Tahap pertama
adalah pembuatan antena kaleng itu sendiri. Dilanjutkan dengan
pemasangan dan pointing. Panduan langkah demi langkah pembuatan antena
kaleng kami sertakan dalam boks khusus di akhir artikel ini. Panduan
tersebut dibuat khusus untuk PC Media. Dan diperagakan oleh dua orang
staf Didin, yakni Andi Fauzi Firdaus dan Erwan Noor.
Ada beberapa hal yang perlu dipahami sebelum melakukan instalasi. Yakni, gunakan perhitungan Link Budget Calculator dari
http://www.satsig.net/link-budget.htm. Dan untuk kalkulasi site survey menggunakan situs
http://www.cplus.org/rmw/english1.html.
Setelah terpasang dan sudah di-pointing, bandingkan gain antena wave
guide dengan antena existing link yang sudah ada. Pasang antena di tower
atau pipa kemudian lakukan pointing sampai maksimal dan siap digunakan.
Jangan lupa, perhatikan cuaca untuk keselamatan antena dan radio.
Jangan pernah melakukan pointing saat mendung, apalagi hujan. Baik di
lokasi pemasangan atau di ISP yang hendak dituju. Bagaimanapun, antena
wave LAN, baik kaleng atau orisinal, masih sensitif terhadap cuaca.
Beragam Bentuk Berbeda Cara
Ada perangkat radio yang sudah memiliki mini HUB di dalamnya. Seperti
produk Iconnect. Namun, ada juga yang masih konektornya UTP biasa,
seperti produk Compex, Senao, Planet, dan lain sebagainya.
Untuk perangkat radio yang sudah memiliki mini HUB atau mini router
atau NAT gateway, bisa langsung dipasang ke komputer pengguna, tanpa
melewati router lagi. Namun, jika model perangkat radio yang dipasang
masih tipe bridging biasa, dibutuhkan router. Terutama jika koneksi
hendak di-share ke beberapa klien.
Namun jika hanya untuk satu single user, bisa langsung dipasang
melalui ethernet card. Menurut Didin, ISP di Indonesia umumnya memilih
produk yang sudah memiliki router atau NAT gateway. Sebab, selain lebih
mudah pengaturan atau setting-nya, juga topologinya lebih fleksibel.
Setelah siap dipasang, tinggal pointing untuk mencapai sinyal dari
ISP. Menurut Didin, antena yang sudah dirakit dengan cara seperti ini
bisa menjangkau 1 hingga 2 km.
Untung Wafer
Sayangnya, Didin yang juga menjadi Dewan Presidium IndoWLI (komunitas
pegiat wireless Indonesia) ini belum tertarik menjadikan bisnis antena
kaleng sebagai usaha dalam skala besar. Dengan entengnya, Didin mengaku
bahwa sering kali dia mengerjakan antena kaleng hanya memperoleh
keuntungan berupa wafer yang dimakan karena kalengnya hendak digunakan
sebagai bahan utama antena.
Naluri bisnis Didin yang rendah, muncul karena alasan idealis.
Menurut Didin, “Membuat antena kaleng itu dasarnya cuma eksperimen dan
hobi. Selain mengajak orang supaya jadi pintar.” Didin, khususnya dalam
penyediaan jasa pembuatan antena kaleng, sebenarnya hanya melayani
kalangan pengguna yang suka eksperimen, bukan komersial murni. Dan
ongkos pengerjaan pun disebutnya sebagai “biaya kemalasan” orang yang
tidak mau eksperimen sendiri atau masih takut mengambil risiko peralatan
radio.
Sering kali orang datang ke Didin membawa material sendiri. Di tempat
Didin, mereka meminjam peralatan yang relatif lengkap dan meminta
supervisi saja. Jangankan menerima ongkos, Didin malah lebih sering
harus menyediakan suguhan kepada para tamu yang seperti ini. Namun dia
tidak keberatan. Sebab, klien tipe seperti ini kebanyakan adalah
mahasiswa dan teman-teman sendiri.
Ke depannya, Didin tidak berharap banyak dari bisnis yang semestinya
sangat prospektif ini. Pria yang masih menjalani kuliah di Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Malang ini, hanya berharap semakin banyak orang
mencoba dan berani menggunakan antena buatan sendiri. Secara bisnis,
Didin masih banyak menerima pendapatan dari penjualan antena orisinal.
Apalagi perusahaan Lintas Langit yang dikelolanya juga menjadi reseller
beberapa produk antena impor. Baik dari Eropa, Cina, ataupun Taiwan.
Namun, nama Didin lebih dikenal sebagai perakit antena kaleng daripada
sebagai reseller
antena impor.
Didin juga melayani banyak permintaan pesanan dari luar kota, bahkan
luar pulau. Saat diwawancarai, Didin tengah membuat beberapa antena
kaleng pesanan dari pengguna di Pontianak dan Pekan Baru.
Bahkan di Malang, banyak warung Internet menggunakan antena kaleng
buatan Didin untuk menghemat investasi perangkat. Warung Internet
menggunakan antena kaleng untuk berhubungan dengan ISP, atau
menghubungkan beberapa warung Internet dalam satu grup. Hampir semua
ISP, memang tidak keberatan jika klien menggunakan antena kaleng. Sebab,
yang terpenting adalah koneksinya, bukan fisiknya.
Namanya juga perakit antena, untuk suvenir sahabat pun Didin memberi
sebuah antena kaleng buatannya sendiri. Berbeda dengan antena lain yang
dibuat apa adanya, antena khusus hadiah ini diberi banyak polesan.
Misalnya dilapisi antikarat, diberi tutup yang cantik, dan dudukan
antena yang bagus. Tidak kalah kemasannya dengan antena biasa.
Jadi sekarang ada dua pilihan bagi kita. Membisniskan antena kaleng,
atau menjadi penggunanya. Yang jelas, kita tahu sekarang, mengapa begitu
banyak kaleng susu dan wafer di atas rumah tetangga.
CARA PEMBUATAN ANTENA KALENG
1. Pertama, siapkan peralatan dan bahan-bahan. Mulai bor, penggaris,
hingga kaleng bekas dengan profil dimensi yang sesuai. Dalam contoh yang
diperagakan, digunakan kaleng bekas Quaker Outmeal. Kaleng ini setara
dengan kaleng susu instan ukuran 400 gr, Twister Stick Snack, atau
kaleng buah produk Cina.
Kemudian, kaleng dibersihkan dan diratakan mulutnya agar tidak
melukai tangan. Pastikan kaleng sudah bersih dan kering sebelum masuk ke
tahap berikutnya. 1
2. Dilanjutkan dengan pengukuran diameter dan tinggi kaleng. Masukkan
ukurannya dalam rumus untuk menentukan titik wave guide dan
penguatannya. Rumus bisa dilihat di situs pada akhir artikel ini.
Siapkan konektor N Female Panel Mount dan membuat wave guide sesuai
hasil kalkulasi dimensi kaleng dan frekuensi yang telah diperoleh
sebelumnya dari rumus.
3. Ukur lokasi dari dasar kaleng dan bor titik wave guide. Kemudian buat lubang baut dudukan konektor N Female Panel Mount.
Tahap berikutnya adalah perkabelan. Kupas inner tembaga kabel
CNT/LMR-200 yang memiliki nilai resistansi 50 Ohm untuk wave guide.
Lanjutkan dengan menyambung kabel inner Wave Guide ke konektor N Female
Panel Mount.
Panjang kabel jumper adalah kelipatannya hasil yang diperolehdari
rumus: berdasarkan rumus (3 x 108 (rambatan sinyal di udara)/frekuensi
dalam khz) x 0,92 (koefisien kabel).
Sedangkan loss akibat kabel dihitung berdasar situs
www.swisswireless.org/wlan_calc_en.html.
4. Pasang wave guide yang sudah tersolder di ke lubang di kaleng.
Eratkan baut konektor ke kaleng. Jangan lupa untuk segera menutup dengan
rubber silicon sebagai pelindung dari kebocoran air dan mencegah
terjadinya karat pada konektor.
Bor dasar kaleng untuk memasang clamp mounting ke tower atau dudukan
antena. Solusi lain, bisa juga menggunakan besi plat untuk stang kaleng.
Intinya, kaleng bisa ditempelkan kuat ke tower atau tiang tanpa
kesulitan. Tentu saja, wave guide tidak boleh bergeser atau bergerak ke
titik yang lain.
5. Potong kabel RG-8 9913/CNT/LMR-400 yang memiliki nilai resistansi
50 Ohm untuk jumper dengan panjang kelipatan 11,5 cm. Perhatikan situs
referensi untuk melihat rumus perhitungan cable balancing.
Pasangkan konektor N Male atau N Female ke jumper. Lalu lindungi sambungan konektor dengan rubber silicon.
Setelah terpasang kuat, baru masuk tahap finishing, yakni pemasangan
tutup depan kaleng. Tutup depan ini perlu diperhatikan bahannya, tidak
dari bahan metal. Jadi bisa plastik atau PVC. Kemudian semua celah
diberi silicon gel, untuk penahan air. Lalu dimulailah pengecatan bodi
kaleng sesuai selera.
6. Setelah terangkai semua dengan kuat dan enak dilihat, maka antena
kaleng siap dipasang. Ada dua cara pemasangan antena kaleng ini.
Keduanya tidak jauh berbeda dengan pemasangan antena wave LAN biasa.
Kedua cara ini tergantung pada jenis perangkat radio yang digunakan.
Ada perangkat yang langsung ke komputer, ada juga yang membutuhkan
router. Setelah terpasang, uji coba antena dengan teknik War Driving.
Teknik ini menggunakan software Site Survey seperti Netstumbler.
LEBIH LANJUT
Sumber :
http://antzon.wordpress.com/2006/02/28/wireless-kaleng-susu/
Sumber : http://sugoistanley.wordpress.com/2007/04/16/tutorial-membuat-antena-kaleng-1/
Contoh : http://www.turnpoint.net/wireless/cantennahowto.html
Dimensi kaleng: http://www.saunalahti.fi/elepal/antenna2calc.php
Panduan modifikasi: http://www.saunalahti.fi/elepal/antenna2.html
Tinggi wave guide: http://www.csgnetwork.com/antennawncalc.html
Detail teori:
-
http://flakey.info/antenna/waveguide
-
http://www.lincomatic.com/wireless/index.html
Software Netstumbler: http://www.netstumbler.com/downloads/
Software kalkulasi site survey: http://www.cplus.org/rmw/w/english1.html
Referensi lain: http://www.king.igs.net/~karc/projects/antenna.htm
http://www.turnpoint.net/wireless/cantennahowto.html
Gambar pendukung : http://www.te.ugm.ac.id/~josh/seminar/kaleng/page_0001.html